Meeting point di Stasiun Beos Kota pk.09.00 pagi, berhubung yang mau ngumpul 7 orang dari 4 penjuru mata angin 😀 Saya dari depok ke stasiun Kota naik commuter,lalu dari Kota kami naik Gr**bcar ke PIK.Untuk petunjuk ke Hutan Mangrove sebenarnya cukup mudah,tapi berhubung kami jarang menginjakkan kaki di PIK jadi mbah google jadi pedomannya>Keluar tol PIK,tinggal lurus saja dan ada bundaran Sekolah Tzhu Chi yang megah belok kiri.Ada koq tulisan papan nama berwarna hijau bertuliskan "Taman Wisata Hutan Mangrove" dekat belokan sekolah itu,walau kalau dilihat sekelebat agak kurang jelas.
Pas tahun baru ini weww membludak pengunjung hutan mangrove,mau foto-foto narsis aja susah,saking ramainya dan backgroundnya orang-orang yang mejeng juga.Padahal lokasi hutan ini sudah keren.Mereka membuat spot-spot foto yang asyik seperti payung warna warni yang dibuat terbalik,hammock,lampion warna warni,penginapan dengan atap unik,jembatan gantung dan tentunya hutan bakaunya yang seru untuk dijelajahi serta instagrammable.
Perlu jadi catatan,bila musim liburan seperti ini siapkan tenaga ekstra,tak hanya tenaga melawan panas udara di Kapuk ini,tapi juga panasnya karena padatnya orang-orang.Sayang juga ya,pihak pengelola tidak mengantisipasi membludaknya pengunjung,jadi saat ke toilet dan mau wudhu airnya tak ada alias tak mengalir.Saya lihat tangki penampungannya cuma 2,ya iyalah mana cukup untuk ratusan orang yang datang.
Kami pikir cuma di Kota Tua dan Stasiun Kota tadi saja ramainya sampai mau lewat rasanya sesak nafas saking berjubelnya.Entah darimana itu yaa orang-orang pada bejibun ckckk...Kapok dech jalan-jalan pas liburan panjang ini,lelah sangat.Ini sebenarnya diluar kebiasaan kami,kami biasanya jalan-jalan ataupun travelling bukan disaat peak season 😊
Balik lagi ke Hutan Mangrove,dengan tiket seharga Rp.25.000,ga boleh bawa makanan serta bawa kamera kedalam sebenarnya berlebihan ga ya? Kalau mau bawa kamera,harus bayar Rp.1.500.000.Jadi yang mau narsis cukup pakai kamera hp sajah.Secara kantin yang menjual makanan juga cuma menjual pop mie.Makan mie instan mana nendang menyusuri hutan yang cukup luas itu,panas pula...😢 Oiya,kalau mau naik boat menyusuri hutan bakau Rp.450.000 untuk 8 orang.Sedangkan kalau naik perahu yang ngedayung sendiri sekitar Rp.100.000.Apa karena kawasan wisata ini berada di lingkungan elit jadi mahal? Entahlah,setahu saya yang mengelola kan Pemda DKI.
Walau begitu ya salutlah,masih ada hutan yang asri diujung Jakarta.Semoga ga terlalu dikomersialisasi.Sayangnya kami ga sampai senja disana,padahal keren sunsetnya ( lihat di IG )
NB : Cekidot juga yaa,video saya tentang hutan bakau yang sudah tayang di Citizen
Journalist NET.Tv
http://netcj.co.id/moment/video/185459/ternyata-jakarta-juga-punya-hutan-mangrove-lho
No comments:
Post a Comment