Friday, 1 July 2016

Wanita,Karir dan Syar'i

Baru-baru ini saya dapat postingan dari grup whatsapp,tentang perempuan.Menarik bagi saya,ada benarnya yang diutarakan.Tapi saya rasa apapun sikap dan kelakuan pasangan kita kepada kita ( semisal KDRT, selingkuh ) jangan sampai kita sebagai perempuan tidak menegakkan apa yang sudah diperintahkan Allah dalam Al Qur'an ataupun hadist.

Berpakaian syar'i dan menjadi wanita karir adalag topik yang menarik.Sayapun belum bisa berpakaian syar'i,walau sudah berusaha tidak berpakaian ketat dan membentuk tubuh serta menutup dada dengan jilbab yang lebih panjang.Tapi saya belum bisa selalu memakai gamis,masih suka memakai celana panjang.

Begitu juga dengan wanita bekerja diluaran,sebenarnya dari kajian-kajian yang pernah saya baca adalah takutnya wanita itu bekerja di luar rumah akan menimbulkan fitnah dan tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga terabaikan,dan terutama lagi adalah suami mengijinkan.Apalagi berkarir sebagai perawat,dokter atau bekerja yang banyak membantu orang banyak,tentu lebih bermanfaat bukan? 

Dan ini postingannya,dari Nadirsyah Hosen... Cekidot :


Sejumlah penceramah sangat terobsesi untuk "men-syariatkan" para perempuan. Pendek kata, setiap upaya menegakkan syariat Islam, perempuan selalu menjadi target. Seolah perempuan itu selalu keliru dan karenanya harus diluruskan: dari mulai caranya berpakaian agar sesuai syariat, caranya patuh pada suami agar sesuai syariat dan kini yang dijadikan trending topik adalah larangan perempuan keluar rumah plus larangan bekerja meniti karir di luar rumah.


Dalam benak para penceramah itu perempuan adalah sumber malapetaka dan sumber problem umat. Kalau kita berhasil kembali meng-islamkan para perempuan sesuai syariat maka selamatlah umat ini. Seakan bagi para penceramah para perempuan itu harus sedemikian rupa diproteksi secara syar'i karena perempuan itu lemah dan bodoh tidak bisa memilah mana yang benar dan yang salah serta amat mudah tergoda kemaksiatan. Maka para penceramah berusaha mengurung para perempuan lewat hijab syar'i, pernikahan dini atau dijodohkan, bagaimana menjadi isteri yang shalihah, dan bagaimana mengurus dapur.
 

Ini tahun 2016, dan para penceramah itu masih saja mengusung paham abad pertengahan. Mereka lupa bagaimana perempuan sekarang sudah bersekolah dan pandai mencari peran untuk membantu keuangan keluarga maupun berkontribusi di masyarakat.


Perempuan memiliki berbagai peran dalam berbagai level: ada yang memilh menjadi ibu rumah tangga, dan ada pula yang memilih karir sebagai guru/dosen, dokter, direktur, walikota, menteri atau bahkan presiden. Pendek kata, perempuan berhak menentukan dan memilih perannya.

Sesuai syariat-kah itu? Iya, tentu saja, kalau para lelaki bersedia berbagi peran dengan cara meng-update pemahamannya tentang syariat. Kalau para lelaki hendak menjadikan istrinya semulia Khadijah, sudahkah para lelaki berusaha ber-akhlak seperti Muhammad SAW? Kalau lelaki menuntut perempuan menjadi shalihah, sudah yakinkah para lelaki kalau sudah duluan masuk kategori orang shaleh?

Anda suruh mereka pakai hijab syar'i, tapi anda sendiri kaum lelaki sudahkah menjaga dan menundukkan pandangan anda kepada perempuan yang bukan hak anda?
Anda suruh mereka diam dan tinggal di rumah, tapi sudahkah anda bawa pulang nafkah yang cukup untuk keluarga?
Anda minta mereka mendidik anak-anak anda di rumah, tapi sudahkah anda beri kesempatan mereka meningkatkan ilmunya agar mampu mendidik anak dengan baik?

Anda suruh mereka patuh pada suami, tapi sudahkah anda juga patuh pada Allah yang befirman "dan bergaullah kamu semua dengan mereka (isteri-isteri kamu itu) dengan cara yang baik. Kemudian jika kamu tidak suka kepada mereka (disebabkan tingkah lakunya (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An Nisa [4]: 19) ?

Anda minta mereka menjaga kehormatan diri mereka saat anda pergi, namun sudahkah anda menjaga kehormatan diri di luar rumah?

Sudahkah anda berterima kasih pada mereka atas apa yang telah mereka sajikan dan apa yang mereka persembahkan untuk anda dan keluarga demi sama-sama mencari Ridha ilahi?
Sudahkah anda meminta maaf kepada mereka kalau anda berbuat khilaf? Atau anda termasuk lelaki yang gengsi meminta maaf?

Sudahkah anda meminta doa dari istri untuk kemudahan dan kesuksesan anda? Atau anda termasuk yang gengsi meminta doa karena merasa anda lebih paham agama?

Mereka bisa berperan menjadi Khadijah, atau Aisyah atau Hafsah dan juga Zainab (para istri Nabi), tapi sudahkah anda menjadi Muhammad SAW untuk mereka?


Salam hangat untuk sesama lelaki,
Nadirsyah Hosen

No comments:

Post a Comment