Pendahulu Kartini Yang Hebat Itu, Bernama Malahayati
Dua abad
sebelum Kartini lahir, di Kerajaan Aceh Darussalam sudah ada empat
perempuan yang menjadi Sultan (Sultanah) dari 31 Sultan yang ada....
Posisi Sultanah menjadi bukti nyata bahwa kaum perempuan di Indonesia
sejak lama sudah memiliki pemikiran yang maju dan perjuangan yg besar.
Jika
Raden Ajeng Kartini berdiskusi melalui surat menyurat dengan Abendanon,
maka perempuan Aceh sudah berperang melawan penjajah bersama para
lelaki, bahkan beberapa di antara mereka menjadi Panglima Perang.Di
antara yg sangat terkenal adalah Laksamana Malahayati yg gagah berani
dalam memimpin armada laut Kerajaan Aceh Darussalam melawan Portugis.
Malahayati tercatat sebagai Laksamana Perempuan Pertama di dunia.
Dialah
yang memimpin armada perang Kesultanan Aceh menggempur armada-armada
Portugis dan Belanda di Selat Malaka. Armadanya terdiri dari 100 buah
kapal. Tiap kapal terdiri dari 400 - 500 pasukan.
Malahayati
hidup di masa Kerajaan (Kesultanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin
Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589 -1604 M.
Setelah
menyelesaikan pendidikannya di Meunasah/ Pesantren, beliau meneruskan
pendidikannya ke Akademi Militer Kerajaan, “Ma’had Baitul Maqdis”,
akademi militer yang dibangun dengan dukungan Sultan Selim II dari Turki
Utsmaniyah
Akademi ini didukung oleh 100 dosen angkatan
laut yang sengaja didatangkan dari kerajaan Turki tersebut. Disini pula
dirinya bertemu jodohnya sesama kadet yang akhirnya menjadi Laksamana.
Lulus
dari akademi, Malahayati diangkat menjadi Komandan Protokol Istana
Darud-Dunia Kerajaan Aceh Darussalam, begitu juga dengan suami yang
diangkat menjadi Laksamana.
Nama Malahayati sangat
ditakuti oleh Armada-armada Portugis, Belanda dan Inggris. Karena
Malahayati lah yang berhasil membunuh Cornelis De Houtman di tahun 1599.
Cornelis De Houtman adalah orang Belanda yg pertama kali menancapkan
kuku imperialisme di Indonesia.
.
.
Di kutip dari tulisan ustadzah Ida Nur Laela
Copas dari IG
No comments:
Post a Comment