Saturday, 3 January 2015

BURNED ALIVE- Sebuah Bentuk Nyata Penindasan Perempuan



Diantara anda sudah ada yang membaca novel karangan SOUAD berjudul Burned Alive? Setelah saya membacanya,bermacam-macam perasaan berkecamuk di hati.Novel yang diangkat dari kisah nyata
 ( katanya ) seorang perempuan di Tepi Barat Palestina ini sangat mengharukan.Perjalanan hidupnya yg sedari kecil dipenuhi siksa oleh orang tuanya sendiri menjadi trauma serta depresi di sisa hidupnya.Sebuah bentuk kekerasan dalam rumah tangga yg  tidak hanya terjadi di sebuah desa kecil di Palestina,tapi bisa saja terjadi di tempat lain di belahan bumi ini.

Kultur serta adat istiadat suku2 di Timur Tengah serta Arab Saudi ternyata mengakar sampai saat ini,terutama menyangkut perempuan.Perempuan dari jaman jahiliyah sampai hari ini disana dipandang sebelah mata atau malah tidak dianggap samasekali.Membaca buku SOUAD,perempuan Palestina tidak diperbolehkan sekolah,dirinya tak berharga dibanding seekor domba ( yg bisa beranak,diperah susunya,diambil wolnya atau dagingnya bisa dimakan ),dari pagi hingga malam hanya mengerjakan pekerjaan rumah,mengembala ternak,membersihkan kandang,menyabit rumput atau memetik buah.Warisan kultur mereka turun temurun yg menganggap hina punya anak perempuan dan lebih berbangga memiliki anak lelaki.Sehingga kekerasan, pelecehan,penindasan bahkan pembunuhan pada perempuan sudah dianggap biasa.Puncaknya ketika SOUAD hamil diluar nikah,percobaan pembunuhan oleh kakak iparnya dengan membakar Souad dgn bensin menjadi derita panjangnya hingga hari ini.

Membaca novel ini pikiran saya menerawang kembali ke Tanah Air.Kisah pedih Souad banyak dialami perempuan2 Indonesia.Marak tindak kekerasan dalam rumah tangga tetapi banyak pula diantara perempuan-perempuan itu yg malu dan menutupi kasus-kasus yg terjadi.Mereka lebih baik memendam dan seakan menikmati penindasan tersebut bahkan sampai bertahun-tahun.Miris banget !!

Belum lagi masalah serta nasib TKW Indonesia di Arab Saudi,Malaysia dan Singapura.Tak berbeda jauh dengan apa yg dialami SOUAD.Rumah berpagar tinggi sekaligus benteng tangguh bagi pria untuk bebas menindas perempuan yg berada didalamnya.Karena penyiksaan tak hanya terjadi pada keluarga menengah bawah,tapi apa yang dialami SOUAD-pun terjadi pada keluarga menengah atas yang notabene dari keluarga berkecukupan.

Telah berapa banyak perempuan yg lebam-lebam wajahnya,memar,meninggal bahkan sampai disiram air keras hingga tak berbentuk lagi? Ahhh,pilu hati ini bila melihatnya.Maka bangkitlah perempuan Indonesia.kita memang diciptakan untuk mendampingi pria tapi bukan untuk disiksa,dilecehkan dan ditindas.Lelaki dalam keluarga muslim memang imam tapi bukan untuk menginjak-injak perempuan semaunya.Kita bisa berkaca pada Rasulullah dalam membina keluarga yg sakinah.semoga belakangan hari tak terdengar lagi jeritan-jeritan perempuan yg teraniaya,amin...

depok,15 maret'07

No comments:

Post a Comment