Sudah tiga negara ASEAN,yang juga negara tetangga
saya kunjungi ( Thailand,Malaysia dan Singapore ).Terasa banget jauh
tertinggalnya negara kita.Ga usah bahas Indonesia keseluruhan,Jakarta saja
sebagai ibukota negara jauh banget perbedaannya.Antara bumi dan langit.
Dalam hal transportasi saja,tak usah bahas
KualaLumpur,Penang dan Melaka yang kota kecil saja,begitu teraturnya
transportasi mereka.Terminal bis boro-boro kotor atau bau pesing.Malah terminal
seperti Melaka Sentral dan Larkin Johor Bahru tertata rapi dan bersih.Di Larkin
memang banyak calo,tapi tak memaksa seperti di terminal Kampung Rambutan.Mereka
juga menawarkan bis,tapi masih sopan.
Lihatlah jalanan teratur,polisi jarang nampak di
perempatan.Kata supir taxi yang mengantarkan kami di Penang ataupun
Melaka,semua sudah mengikuti aturan.Kamera cctv banyak terpasang di
jalanan,bila menerobos lampu merah,tinggal terima surat tilang saja dirumah dan
denda tilangnya sampai 1 juta rupiah.Lihat saja,penduduknya jarang membunyikan
klakson.Tak ada yang mau ngebut.Semua serba teratur.Kapan kita bisa seperti
mereka?
Transportasi umum juga nyaman,Penang kota yang
terkenal sebagai tempat berobat orang-orang Indonesia,bisnya
nyaman,bersih,ACnya dingin.Semua sudah terkomputerisasi.Pak Supir tinggal klik
klik layar,kita tinggal bayar dengan uang pas dan masukkan uangnya di
box.Bangku depan khusus lansia.Selain bis berbayar,ada juga bis gratisnya
CAT,keliling kota tua.
Dulu sewaktu ke Thailand,saya belum pernah mencoba
naik bis.Hanya mencoba kereta bawah tanah dan kereta layangnya.Tapi di tiga
negara ini,ada kesamaan.Tak ada preman,tukang parkir liar.Mobil-mobil pribadi
parkir sendiri dengan kesadaran aturan,parkir pada tempatnya.
Di Penang terlihat wanita-wanita bahkan wanita
lansia dengan santainya menunggu bis di Komtar ataupun halte,padahal sudah
malam sekitar pk.22.00.Mereka merasakan kenyamanan,terlihat wajah-wajah mereka
tanpa stress.Seperti kata teman saya,yaa iyalah gimana warganya ga nyaman,damai
dan tanpa stress,pemerintah menjamin kesejahteraan rakyatnya.Rakyat Malaysia
gratis sekolah,gratis berobat,gaji juga besar dan yang sudah tak bekerja saja
masih dapat santunan.
Di Penang ataupun Singapore saya lihat ibu-ibu
lansia masih bekerja.Jadi kasir supermarket di Gama Penang atau jadi penjaga
toilet di Lucky Plaza Singapore.Matanya masih bagus,pas saya kasih uang cent
yang ternyata salah mata uangnya,dia langsung tahu…salut bu… hehee
Obrolan saya dengan pak supir taxi di Melaka yang
istrinya orang Aceh,seorang supir taxi saja bisa menilai bagaimana Indonesia
dimatanya.Katanya,dia dari tahun 1980an sampai sekarang masih sering ke Indonesia,tak
banyak yang berubah.Ibarat katak dalam tempurung.Dia bilang,Indonesia itu
kaya,tapi miskin…Ya pakcik,korupsinya ga habis-habis gimana mau makmur
rakyatnya.Prihatin dan miris,bagaimana lagi.Masa saya harus pindah WN,biar
gajinya 70 jeti sebulan serta dapat fasilitas gretong,huhuuu…
Melihat supir bis di Malaysia yang digaji
harian,mengingatkan saya akan Ahok yang mencoba mengimplementasikan cara yang
sama,Agar supir-supir itu tak kejar setoran dan ugal-ugalan.Semoga banyak hal-hal
baik yang dapat kita contoh dalam transportasi umum di negara kita.Yang pasti
Penang ataupun Melaka tak ada angkot,motorpun sedikit.Yang pasti transportasi
umumnya cuma bis ( selain taxi ) dibuat senyaman mungkin.
No comments:
Post a Comment