Wednesday, 1 June 2016

Berkaca Dari Negara Tetangga




Sudah tiga negara ASEAN,yang juga negara tetangga saya kunjungi ( Thailand,Malaysia dan Singapore ).Terasa banget jauh tertinggalnya negara kita.Ga usah bahas Indonesia keseluruhan,Jakarta saja sebagai ibukota negara jauh banget perbedaannya.Antara bumi dan langit.

Dalam hal transportasi saja,tak usah bahas KualaLumpur,Penang dan Melaka yang kota kecil saja,begitu teraturnya transportasi mereka.Terminal bis boro-boro kotor atau bau pesing.Malah terminal seperti Melaka Sentral dan Larkin Johor Bahru tertata rapi dan bersih.Di Larkin memang banyak calo,tapi tak memaksa seperti di terminal Kampung Rambutan.Mereka juga menawarkan bis,tapi masih sopan.

Lihatlah jalanan teratur,polisi jarang nampak di perempatan.Kata supir taxi yang mengantarkan kami di Penang ataupun Melaka,semua sudah mengikuti aturan.Kamera cctv banyak terpasang di jalanan,bila menerobos lampu merah,tinggal terima surat tilang saja dirumah dan denda tilangnya sampai 1 juta rupiah.Lihat saja,penduduknya jarang membunyikan klakson.Tak ada yang mau ngebut.Semua serba teratur.Kapan kita bisa seperti mereka?

Transportasi umum juga nyaman,Penang kota yang terkenal sebagai tempat berobat orang-orang Indonesia,bisnya nyaman,bersih,ACnya dingin.Semua sudah terkomputerisasi.Pak Supir tinggal klik klik layar,kita tinggal bayar dengan uang pas dan masukkan uangnya di box.Bangku depan khusus lansia.Selain bis berbayar,ada juga bis gratisnya CAT,keliling kota tua.

Dulu sewaktu ke Thailand,saya belum pernah mencoba naik bis.Hanya mencoba kereta bawah tanah dan kereta layangnya.Tapi di tiga negara ini,ada kesamaan.Tak ada preman,tukang parkir liar.Mobil-mobil pribadi parkir sendiri dengan kesadaran aturan,parkir pada tempatnya.

Di Penang terlihat wanita-wanita bahkan wanita lansia dengan santainya menunggu bis di Komtar ataupun halte,padahal sudah malam sekitar pk.22.00.Mereka merasakan kenyamanan,terlihat wajah-wajah mereka tanpa stress.Seperti kata teman saya,yaa iyalah gimana warganya ga nyaman,damai dan tanpa stress,pemerintah menjamin kesejahteraan rakyatnya.Rakyat Malaysia gratis sekolah,gratis berobat,gaji juga besar dan yang sudah tak bekerja saja masih dapat santunan.

Di Penang ataupun Singapore saya lihat ibu-ibu lansia masih bekerja.Jadi kasir supermarket di Gama Penang atau jadi penjaga toilet di Lucky Plaza Singapore.Matanya masih bagus,pas saya kasih uang cent yang ternyata salah mata uangnya,dia langsung tahu…salut bu… hehee

Obrolan saya dengan pak supir taxi di Melaka yang istrinya orang Aceh,seorang supir taxi saja bisa menilai bagaimana Indonesia dimatanya.Katanya,dia dari tahun 1980an sampai sekarang masih sering ke Indonesia,tak banyak yang berubah.Ibarat katak dalam tempurung.Dia bilang,Indonesia itu kaya,tapi miskin…Ya pakcik,korupsinya ga habis-habis gimana mau makmur rakyatnya.Prihatin dan miris,bagaimana lagi.Masa saya harus pindah WN,biar gajinya 70 jeti sebulan serta dapat fasilitas gretong,huhuuu…

Melihat supir bis di Malaysia yang digaji harian,mengingatkan saya akan Ahok yang mencoba mengimplementasikan cara yang sama,Agar supir-supir itu tak kejar setoran dan ugal-ugalan.Semoga banyak hal-hal baik yang dapat kita contoh dalam transportasi umum di negara kita.Yang pasti Penang ataupun Melaka tak ada angkot,motorpun sedikit.Yang pasti transportasi umumnya cuma bis ( selain taxi ) dibuat senyaman mungkin.


No comments:

Post a Comment