Monday, 27 June 2016

Warisan Ibu

*WARISAN IBU* _(perspektif ilmu Quantum Biologi Molecular)_ 

Teori terdahulu menyebutkan karakteristik dan sifat-sifat bawaan seorang anak diwariskan dari ibu dan bapaknya dalam proporsi 50 : 50. Artinya, ayah dan ibu memberikan sumbangan yang sebanding dan setara dalam diri seorang anak. Akan tetapi, penelitian biologi molekuler terbaru menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75% unsur genetikanya kepada anak, sedangkan bapak hanya 25%. Oleh karena itu, sifat baik, kecerdasan, dan kesalihan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan dan kesalihan ibunya.  Sebaliknya, sifat buruk, kebodohan, dan ketidak-taatan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat buruk, kebodohan, dan ketidak-taatan ibunya.  

 Apa yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, ternyata memiliki kesesuaian dengan fakta ini. Ketika seorang Sahabat bertanya kepada Baginda Nabi, mana yang harus diprioritaskan seorang anak, apakah ibunya atau ayahnya, beliau pun menjawab,  _“Ibumu, ibumu, ibumu...lalu Ayah mu”_. Proporsinya tiga berbanding satu (3:1). 

Mari kita lihat lebih jauh. Di dalam sel-sel manusia terdapat sebuah _organel_  yang memiliki fungsi sangat strategis, namanya   _mitokondria_. Organel berbentuk bulat lonjong ini berongga. Selaputnya terdiri atas dua lapis _membran_.  Membran dalam bertonjolan ke dalam rongga ( _matriks_ ) dan mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama _mitokondria_ adalah memproduksi bahan kimia tubuh bernama *ATP*   _(adenosin triphosphat)_. Energi yang dihasilkan dari reaksi ATP inilah yang kemudian menjadi sumber energi bagi manusia. _Mitokondria_ bersifat semiotonom karena 40% kebutuhan protein dan enzim dihasilkan sendiri oleh gen-nya. _Mitokondria_ adalah salah satu bagian sel yang memiliki *DNA* _(deoxyribonucleic acid)_ sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Sekali lagi, dan ini sangat menarik, mitokondria hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh bapak. Mengapa? Karena mitokondria berasal dari sel telur, bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya, investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%. Kita dapat berkata, inilah _*“organel cinta”*_ seorang ibu yang menghubungkan kita dengan Allah Swt dan alam semesta.  Tanpa kehadiran _mitokondria_, hidup menjadi hampa, tidak ada energi yang mampu menggelorakan semangat. Tanpa _mitokondria_, kita tidak dapat melihat, mendengar, sehingga akhirnya tidak dapat membaca, mencerna dan merasa. 

Oleh karena itu, jangan heran jika kontak batin antara ibu dan anaknya sangat kuat dan intens. Jarak sejauh apapun tidak bisa menghalangi sensitivitas hati seorang ibu. Hal ini memperlihatkan adanya energi cinta yang menembus dimensi. Teori _*superstring*_  yang kita ambil dari ilmu Fisika Quantum  dapat sedikit memperjelas hal ini.  Para ilmuwan di MIT, USA, yang tergabung dalam kelompok 18, menemukan sebuah _supersimetri_, yaitu sebuah persamaan matematika yang menciptakan ruang di alam semesta terdiri atas 57 bentuk dalam 248 dimensi. Konsep supersimetri menyebutkan, andai dunia ini dibagi-bagi menjadi bentuk apapun, sebenarnya hanya ada satu titik yang melingkupinya. Artinya, ilmu pengetahuan menemukan bahwa jarak itu tidak dapat membatasi jiwa dan ruh yang bersemayam dalam satu titik yang sama. Jika kita menggunakan konsep ini, dimana pun berada, hati seorang ibu selalu berada di titik yang sama. Itulah sebabnya, apa yang dirasakan anak dan apa yang dirasakan ibu, bioelektriknya berada pada titik yang sama. _Mitokondria_ nya berada dalam posisi yang sama sehingga titik pertemuannya pun sama. Dengan kata lain, perasaan seorang ibu kepada anaknya bagaikan perasaan dia terhadap dirinya sendiri...  

Jadi, saudara-riku tercinta... Jika anda ingin mendapatkan anak yg berkualitas, maka kondisikan sang ibu lebih dahulu agar menjadi pribadi yg berkualitas...  😊❤💕 
 *الله أكبر!* *Allahu Akbar!*

 Sumber : buku  _"The Secret of Mother"_

No comments:

Post a Comment