Setelah baca tulisan ini jadi tahu kenapa Cina jago bingits palsu memalsu barang,cekidot....
DARI
benda-benda bersejarah Cina yang pernah dibaca dan dilihat di beberapa
museum, yang paling disukai oleh Paul Midler, penulis bukuAbal-abal
Produk Cina (Ufuk Press, 2010), adalah batu giok yang menjadi koleksi
National Palace Museum di Taipei, tempat harta karun berharga milik para
kaisar Cina disimpan. Bukan benda itu yang membuat dia kagum karena
sama seperti benda kuno lainnya, tapi kisah yang menyelimutinya yang
mengesankan.
Dan kisah itu dapat menjawab pertanyaan mengapa Cina mampu
memproduksi semua barang di dunia.Syahdan, pada suatu hari Kaisar
Qianlong, yang berkuasa hampir sepanjang abad ke-18 selama Dinasti Qing,
sedang mengagumi benda koleksinya. Benda itu adalah sebuah cangkir dari
batu giok yang konon dibuat selama Dinasti Ming, yang bertahan dari
abad ke-14 sampai abad ke-17. Meskipun dia menyukai cangkir itu, namun
ada sesuatu yang membuatnya ragu.Kaisar Qianlong lantas memanggil salah
satu seniman hebatnya untuk memeriksa cangkir itu. Setelah melihat
cangkir itu, sang seniman, yang juga bertindak sebagai kurator kaisar,
mengatakan bahwa dia memiliki berita baik dan buruk. Berita buruknya,
meskipun cangkir ini dibuat menggunakan gaya Ming, tetapi sebenarnya
palsu. Berita baiknya, dia mengetahui pembuatnya, yaitu kakeknya
sendiri.Kakek sang kurator adalah pemalsu hebat. Dia tidak hanya tahu
bagaimana membuat cangkir dari batu giok dengan gaya Ming, tetapi dia
juga paham bagaimana membuat cangkir itu terlihat benar-benar
kuno.Mengetahui cangkir itu palsu, Kaisar Qianlong sama sekali tidak
marah. Sebaliknya, dia malah terkesan dan memuji benda itu. Dia juga
menyanjung pembuatnya yang telah melakukan pekerjaan yang sangat mahir
seperti itu. “Banyak sekali orang yang membuat benda tiruan, tetapi
hanya sedikit yang sebagus karya ini,” kata kaisar. Sang kaisar
mengeluhkan orang lain yang bekerja terburu-buru, dan karenanya tidak
bisa disebut sebagai seniman.
Sulit dibayangkan pemimpin negara melihat
benda tiruan dan memberikan pujian yang berlebihan seperti itu, tetapi
itulah yang dilakukan oleh Kaisar Qianlong. Dia bahkan memesan sebuah
kotak khusus untuk cangkir itu, yang dia anggap sebagai semacam contoh.
Dia menuliskan semacam risalat mengenai seni memalsu di atas kotak itu.
Bahasanya mungkin seperti ini: “Inilah contoh benda hasil memalsu yang
baik.”Koleksi benda seni Cina dipenuhi dengan benda palsu. Katalog yang
diterbitkan oleh rumah lelang terkenal di dunia –Christie’s, Sotheby’s,
dan Bonhams– semua memuat pernyataan menolak untuk bertanggung jawab
akibat pemalsuan yang sangat marak. Selain itu, untuk benda palsu
berkualitas sangat tinggi, tidak ada pernyataan tegas yang dapat
diberikan mengenai keaslian dari benda apa pun yang mereka
tawarkan.
Menurut Paul, yang lulus perguruan tinggi pada 1992 dengan
konsentrasi pada sejarah dan bahasa Cina, budaya memalsu di Cina telah
mengakar, dan buktinya juga dapat dilihat dari semakin banyak uang palsu
yang beredar di Cina Selatan. Untuk semua produk palsu, ada yang
berkualitas tinggi, rendah, dan di antara kedua kualitas tersebut masih
ada beberapa kualitas lain. Tapi, untuk uang kertas palsu sangat mirip
dengan aslinya.Paul mengalami sendiri berurusan dengan uang palsu. Suatu
pagi, setelah keluar dari taksi, dia tanpa sengaja menyerahkan uang
kertas 50 renminbi palsu ke sopir taksi, yang dia dapatkan ketika
berbelanja sebelumnya. Sopir mengulurkan tangan untuk mengambil uang
itu, kemudian menyentuhnya sejenak. Dan dengan tangan yang masih
terulur, dia memberi isyarat kepada Paul untuk mengambil kembali
uangnya. Dia bahkan tidak melihat uang itu, tapi dia tahu kalau uang itu
palsu.Karena memalsu lazim di Cina, rata-rata orang tahu bagaimana
mendeteksi benda palsu, seperti secanggih sopir taksi itu. Di pabrik
bahkan lebih penting lagi. Para perusahaan yang tidak terlibat dalam
pemalsuan produk harus tahu bagaimana mendeteksi produk palsu yang
mungkin diproduksi oleh pesaing atau pemasok. Jika seorang pengusaha
tidak tahu bagaimana mendeteksi produk palsu, kemungkinan besar akan
menerima bahan baku berkualitas rendah.
Persaingan di Cina sangat ketat,
dan para pengusaha pabrik yang sangat ahli dalam mendeteksi produk
palsulah yang kemungkinan besar dapat bertahan.Kemampuan memalsu produk
berkaitan dengan kecepatan. Salah seorang importir mengeluh kepada Paul.
Dia mengirimkan sebuah contoh produk ke seorang pemasok di Cina.
Sebelum produk itu sampai dengan menggunakan kapal, seorang tenaga
penjualan muncul di kantor dengan membawa contoh yang dikirimkan oleh
jasa pengiriman kilat. Dalam kasus ini, bukan pabriknya sendiri yang
memegang contohnya, tetapi pabrik pesainglah yang telah memegang
contoh dan memalsukannya lebih dulu.Kecepatan pabrik Cina dalam
memproduksi barang palsu bak pedang bermata dua. Para importir dapat
mengandalkan sebuah pabrik untuk mengambil contoh awal, dan
memproduksinya dengan kecepatan yang bukan main. Tetapi kemudian,
pemalsu bergerak lebih cepat dan dengan keahlian yang lebih
hebat.Pemalsuan, seperti yang diketahui oleh sebagian besar orang,
termasuk memasang merek di sebuah produk yang diproduksi oleh sebuah
pabrik yang tidak berhak memproduksi barang itu untuk perusahaan
tertentu. Bentuk pemalsuan yang lain termasuk memproduksi produk merek
tertentu yang dilakukan oleh pabrik yang sah, yang kemudian mengambil
keuntungan dengan memproduksi lebih banyak barang dalam proses produksi
ketiga. Di sebagian kasus ini, pabrik memproduksi produk berkualitas
rendah. Sehingga, pemilik merek tidak hanya mengalami kerugian
penjualan, tetapi juga berisiko mengalami pengikisan merek di
pasar.Dalam kasus yang terburuk –bentuk pemalsuan yang paling berbahaya
dan mungkin paling lazim– pabrik mengambil sebuah produk asli dari
seorang pelanggan. Kemudian, memproduksi ulang produk itu sehingga
telihat sangat mirip dengan aslinya, tetapi sebenarnya itu adalah produk
palsu berkualitas rendah. Dan produk itu ada di sekitar kita. Karena
harganya murah, ia menggoda untuk dibeli. __Paul Midler / Poorly Made In China
Dinukil dari https://jelajahsejarah.wordpress.com/2016/06/23/budaya-memalsu-di-cina/
No comments:
Post a Comment