Kebayang sich sebelum berangkat bakal rempong
dengan koper gede naik turun bis juga MRT secara travelling kali ini minimalis
banget naik taxinya.Baca-baca dari internet,taxi di Malaysia ga ada
argonya.Emang benar sich,di Malacca kaget juga ga ada bis dari airport Batu
Berendam menuju hotel tempat kami menginap.Padahal browsing sebelumnya masih
ada bis dari airport menuju Melaka Sentral.Katanya baru-baru saja bisnya
ditiadakan.Mau ga mau yaa naik taxi,mana taxinya fix tarifnya ga mau ditawar lagi.Ada counter taxinya,tapi ga ada daftar tarif tertulis.Syukurnya kami rame jadi patungan
masing-masing 3 orang dengan 3 taxi.
Jakarta
– KL – Penang
Dari Jakarta kami naik Malindo Air di terminal
2,meeting point depan Hokben.Sebenarnya di KL hanya transit,tapi berhubung
transitnya rada lama,jadi bisa mejeng dulu di Menara Petronas sambil makan
malam nasi lemak di KLCC.Kloter awal 3 orang telah berangkat pk.08.00 pagi,naik
Garuda.Duhh yang punya Garuda ( karyawan Garuda,red ) hehee…Mereka sudah mejeng
duluan di Batu Caves,shopping di Bukit Bintang dan KLCC.Kami bertujuh orang
dengan kloter berikutnya pk.13.00 dengan Malindo Air sampai di bandara KLIA
pk.16.00 lewat.
Secara Malaysia lama gelapnya,pk.18.00 masih terang
aja.Maghrib disana sekitar pk.19.00 kurang.Awalnya mau ke Batu Caves,tapi ga
keburu.Mau naik kereta express mehong juga yaa dari airport KLIA ke KL
Sentral.Sesuai kesepakatan bersama sejak dari Jakarta,kami naik bis Airport
Coach 20 ringgit PP.Karena jam pulang kantor,keluar tol menuju KL Sentral rada
macet,tapi ga separah Jakarta.Naik kereta / Rapid KL di KL Sentral menuju KLCC
2,4 ringgit
( jadi PP 4,8 ringgit ). Kereta cukup rame tapi ga sepadat commuter
Jabotabek,tetap ada ruang yang lowong.Petualangan dimulai….
@ Halte dekat apartment Penang Times Square |
Benar kata Trinity / Naked
Traveller ( kalau tak salah ingat ya ),KLCC mall mewah sekelas PS dengan barang-barang brandednya,makan nasi
lemak aja cuma 12,5 ringgit skitar Rp.40.000 an.Coba yaa kalau makan di
foodcourt PS,makan nasi sampai kenyang plus minum,ada ga yang semurah ini ?
Sebagai tanda sudah menginjakkan kaki di
KL,berfotolah bersama di Menara Petronas,hehee…Setelah itu balik ke airport
KLIA naik bis yang sama,enaknya bis Airport Coach ini ada wifinya,tapi kalau
sudah malam jam 22.00 wifinya sudah off.
Di KLIA,kami menunggu pick up dari hotel The Youniq
pk.23.00.Lumayan pick up dan drop off bandara 11,2 ringgit.Daripada naik taxi
yang kisaran 50-60 ringgit per taxi.Hotel the Youniq ini ga begitu jauh dari
airport KLIA dan KLIA2.Skitar 15 menitan.Lumayanlah untuk hotel
transit,kamarnya bersih dan nyaman.Ada air panas dan teko air panasnya juga
serta dapat air mineral juga masing-masing 1 botol.Paginya juga ditawarkan
minuman teh / kopi sebelum drop off bandara.Berhubung buru-buru jam 06.00 pagi
sudah cabut ke bandara,ga sempat nyantai ngopi dulu,pesawat menuju Penang
pk.08.00 pagi.
Walau bandara KLIA tak seluas KLIA2 tapi lumayan
kaki pegel juga pakai lari-larian menuju gate keberangkatan.Karena kami
transit,jadi bagasi tak perlu check in lagi.Malindo Air on time mendarat di
Penang.Cuaca panas Penang menyambut kami 9 orang petualang.cantik ( eetdah…)
plus 1 lelaki ganteng ( putra temanku ).
Tragedi dimulai ketika bagasiku ga muncul-muncul
pas pengambilan bagasi,ternyata ditelusuri,koperku ketinggalan di KL.Mana hari
ke- 2 baru diantar ke apartemen tempat kami menginap di Penang.Walhasil
dua hari pakai baju pinjaman dari temanku.
PENANG
( 21-23 Mei 2016 )
Hari
1 ( 21 Mei 2016 ) : Mendarat di Airport Penang daerah
Bayan Lepas,menuju pusat kota
( Komtar ) naik bis Rapid Penang 401,kalau tak salah
sekitar 2,7 ringgit per orang.Bayarnya harus pakai uang pas,dimasukkan ke box dekat supir dan kita akan diberi karcisnya.Karena kami 10 orang,hitungannya lebih mudah.Dan dari Jakarta
kami sudah banyak menyiapkan recehan 1,5 dan 10 ringgit.Patungan awal
bersama-sama sekitar 200 ringgit untuk bayar apartemen di Penang Times Square
juga untuk makan,masuk tempat wisata dan transport.
Alhamdulillah apartemennya cozy dan cukup luas
dengan 3 kamar,Bisa masak-masak dan menghangatkan lauk yang dibawa dari
Jakarta.Waktu itu dapat apartemen ini di www.booking.com
milik Mr Victor.Karena satu kamarnya ACnya kurang dingin,Mr.Victor memberi diskon
200 ringgit dari harga awal 900 ringgit.Jadi kami cuma bayar 700 ringgit
saja.Lumayan bisa buat makan nasi kandar dan naik bis Hop On Hop Off Double Decker
keliling Penang.
@ Gembok Cinta Penang Hill |
@ Penang Hill,uji nyali pas baliknya duduk di bangku paling depan.Berasa bngt curam lintasannya |
Hari pertama di Penang,setelah maksi di apartemen
( masak nasi dengan travel cooker dan
makan dendeng balado yang dibawa dari Jakarta ),kami menunggu bis Rapid Penang
ke Penang Hill di halte dekat Mc.D Penang Times Square,kalau tak salah sekitar
2,5 ringgit per orang.Seru juga di Penang Hill walau hujan agak deras,tapi
menjelang pulang hujan reda,jadi kami bisa memandang Penang alias pulau Pinang dari
atas bukit Bendera ini,
Ada teropong juga,bayar 1 ringgit.Kalau ditelusuri
kedalam ada penjual kacang kuda dan kacang campur.Sayang pas sampai sana,kacang
kudanya sudah habis.Naik sedikit keatas ada gembok cinta buat tempat narsis dan
jadi ajang mengikrarkan cinta muda mudi.Kerenlah pokoknya…ada Owl Museum juga
di area bawah,tapi berbayar kalau tak salah 10 ringgit.
Balik pulang,inginnya ke Kek Lok Si Temple,tapi
karena kaki sudah berat,niatnya malah mau makan duren yang ternyata lagi musim
di Penang.Duren Penang sungguh menantang,warnanya kuning menyala,Karena
buru-buru nunggu bisnya jadi gatot dech makan duren yang berjejer dijual dekat
temple.
Jelang malam menuju pusat kota dari Penang Hill
rada macet,Kami turun di Komtar dan makan nasi kandar.Yang jual India
muslim.Disini nasi kandarnya bumbunya kental banget sampai berasa panas banget
di mulut.Setelah itu kami ke GAMA tak jauh dari Komtar beli oleh-oleh juga beli
sayuran buat bikin pecel besok pagi ( beli Milo Malay katanya enak daripada
Milo di Indo,beli mie Maggi rasa asam laksa yang kata temanku lumayan enak juga
dan beli Kitkat Green Tea.Jangan lupa cek label halalnya )
Hari
2 ( 22 Mei 2016 ) : Saatnya keliling kota tua
Georgetown.Kami naik bis Double Decker Hop On Hop Off Penang per orang 20 ringgit.Bis ini lewat di depan halte dekat apartemen kami.Sebenarnya ada dua
rute,rute city tour dan rute beach tour.Kami seharusnya ambil yang rute beach
tour,karena rute city tour ini kami sudah lewati jalurnya ke Penang Hill tapi
ada juga sisi kota Georgetown yang belum dilewati seperti Gourney Plaza,Botanical
Garden,Mesjid Kapitan Keling,Cowrasta Market,Little India,Padang Kota Lama,Jetty,Beach
Street dan Lebuh Farquhar yang banyak bangunan-bangunan kolonialnya.Sebenarnya
bangunan tua ini mengingatkan saya akan Semarang,yang penuh bangunan tua yang
dipakai kembali untuk perkantoran.Bedanya bangunan tua di Penang ini jadi
kawasan World Heritage yang diakui UNESCO.Benar-benar terpelihara dengan baik dan banyak mural / art street yang menambah daya tarik kawasan ini.
Nasi Kandar plus teh tarik... |
Karena panas Penang ini menyengat mengalahkan
panasnya Surabaya,mau hunting art street saja sudah berat rasa kaki ini,Cuma
dapat beberapa lukisan tapi bukan 3 dimensi seperti brother and sister swing
atau anak-anak yang lagi naik sepeda yang ngetop itu.
Pendaratan terakhir tetap saja hunting oleh-oleh
di dekat Cowrasta Market,beli white coffee,teh tarik,jeruk madu serta bumbu
rujak di Toko Jeruk Madu Pak Ali.Kalau tempelan kulkas,gantungan kunci serta
piring dan pajangan harus jeli keluar masuk toko.Harganya lumayan murah kalau
beli di toko agak ke belakang.Nyobain es tebu,jus semangka,minuman khas india ( sirup dicampur jelly dengan aroma khas ) atau kacang sangrai
di sekitar pasar, juga ada es potong enak di Toko Ban Heang yang menjual juga
biskuit sejenis pia halal isi kacang hijau,rasa pandan atau brown sugar.Pianya
mirip bakpia Yogya.Di Ban Heang ini juga ada asam laksa dan tom yum yang
tulisannya free no pork.Tapi kami ga sempat nyobain asam laksa ataupun es
cendol Penang.
Malam ini makan nasi kandar dekat Cowrasta
Market,nasi kandarnya tak semedok yang dekat Komtar bumbunya karena malam ini
terakhir di Penang,cukup kenyanglah makan nasi kandar dengan lauk ikan tenggiri
dan teh tarik panas.Juga mencoba roti cane dengan karinya yang enak
banget.Kalau siang,nasi kandar ini sampai antri ( pas lewat naik bis Hop On Hop Off ).
Kami juga keliling sore dan malam ini naik CAT bis
free Penang,seru juga sampai bolak balik naik bis ini,Sayang kami di Penang tak
sempat ke Batu Ferrighi ataupun naik kapal ferry nyebrang ke daratan Malaysia.
Hari
ke 3 ( 23 Mei 2016 ) Pk.08.00 pagi bersiap naik van
booking via Mr Victor 80 ringgit menuju airport tinggal landas ke Malacca /
Melaka
Semalam
di Malacca / Melaka ( 23 Mei 2016 )
Dari Penang menuju Melaka,sekitar 1 jam perjalanan
dengan pesawat kecil milik Malindo Air,imut-imut pesawatnya.Jumlah bangkunya
cuma 20.Rada sakit telinga,karena bunyi mesinnya kencang sekali.Mendarat di
airport Batu Berendam,ternyata tak ada bis menuju Melaka Sentral.Katanya
baru-baru saja bisnya ditiadakan.Akhirnya kami naik taxi harga fix dari airport
ke hotel Aldy Stadhuys daerah Red Square 60 ringgit per taxi isi 3 orang.
naik kapal menikmati sungai melaka dikala malam |
@ Melaka Sentral,bersih bingitz |
Hari ini seharian dihabiskan menyusuri kawasan Red
Square yang tak begitu luas.Dimulai dengan maksi Ikan Asam Pedas ciri khas
Melaka di pusat jajanan dekat Menara TamingSari.Teman saya naik menara ini
kalau tak salah 20 ringgit,melihat kota Melaka dari atas,seru juga.
Dekat TamingSari ada kereta dengan lokomotifnya,juga
ada pesawat dan mobil jadul peninggalan jaman kolonial.Tapi obyek yang menarik
tentu saja keretanya.Kawasan ini keren dan menarik bangunan-bangunannya dicat
merah semua.Semua obyek wisata disini berdekatan.Bukit St.Paul,gereja serta
makamnya juga benteng Famosa yang ada pengamennya melagukan lagu-lagu latin.
Lalu
kami menyeberang ke Museum Bahari dengan replika kapal besarnya,sayang kami
datang museumnya baru saja tutup.Lalu terus menyusuri kearah Victoria
Fountain.Terakhir menjelang malam,kami menyusuri Sungai Melaka dengan kapal,per
orang 15 ringgit.Indah banget melihat bangunan-bangunan berkilauan di kala
malam,melewati perkampungan pecinan juga kampung tua penduduk Melaka.
Hotel kami Aldy Stadhuys bersih dan nyaman,walau
tak begitu luas.Kami sekamar bertiga / triple room waktu itu ratenya sekitar Rp.819.000 via www.agoda.com.Kalau
yang sekamar berempat kamarnya lebih luas,ada sofanya harganya sekitar
Rp.945.000.
Melaka
– Johor Bahru – Singapore ( 24 Mei 2016 )
Disini perjuangan geret-geret koper yang
melelahkan.Dari Hotel ke Melaka Sentral kami booking taxi via hotel.Yang
bertiga naik taxi 25 ringgit.Kalau yang berenam naik mobil van dari hotel 45
ringgit.Di Malaka ini anggota berkurang satu,karena harus cabut ke Jakarta buat
interview kerja.
Kami naik bis Causeway ke Johor Bahru per orang 19
ringgit,berangkat pk.10.30.Itu pakai acara nunggu HP teman yang tertinggal
dikamar hotel,untung saja orang hotelnya mau nganterin ke terminal Melaka
Sentral dengan ongkos 21 ringgit.
Terminal bis Melaka Sentral bersih,rapi juga
banyak yang berjualan baju-baju dan kue.Ada kue putu enak mirip kue putu di
Jakarta,harganya 3 ringgit isi 5 buah.Jangan samakan terminal bisnya dengan
Rambutan.Kalah jauh rapi dan bersihnya.Tak ada bau pesing,apalagi sampah
berserakan.Bangku buat duduk-duduk menanti bis berangkat juga bersih dan
nyaman.Nanti akan saya bahas tentang ini dengan artikel tersendiri.
Melaka menuju Johor ditempuh 3 jam perjalanan.Si
bapak supir ternyata orang Banjarmasin yang sudah puluhan tahun jadi WN
Malaysia.Dia digaji perhari sekitar Rp.500.000 untuk 4x bolak balik, jadi per
bulan gajinya 15 jeti bow…Makanya si pakcik ini bawa bisnya nyantai aja,katanya
dipantau kamera,sambil memperlihatkan kamera pemantaunya.Selain itu juga karena
pakcik sudah digaji harian,jadi tak seperti supir Indo yang kejar setoran.Kalau
Pakcik ngebut,bakal kena sanksi
Setelah mendarat di terminal Larkin Johor Bahru,kami
menaroh koper di loker.Lumayan juga sewa lokernya.Untuk tas kecil 3 ringgit dan
yang koper agak besar 6 ringgit.Lalu kami menunggu bis Causeway LM1 yang menuju
Hello Kitty dan Legoland.
Johor ini kota yang cukup besar,beda dengan Penang
dan Melaka kota kecil yang panas,.Johor lebih terasa metropolitannya,apalagi
berbatasan dengan Singapore.Tak banyak mengeksplorasi Johor karena harus
melanjutkan perjalanan menuju Singapore.
Di perbatasan ini perjuangan gotong-gotong koper
dimulai.Naik bis CW2 menuju perbatasan Johor – Singapore,sekitar 1 ringgit
lebih ( lupa berapa persisnya saking amnesia sehabis gotong koper yang berat
hehehe ).Cap paspor keluar Malaysia,naiik bis CW2 lagi ( ga usah bayar
lagi,lihatkan saja tiket yang sama tadi dari terminal Larkin ) sampai ke
Woodlands
( Imigrasi Singapore ).Di Imigrasi Singapore yang bawa koper besar
seperti kami,harus dicek xray dulu.Tapi kalau cuma bawa tas kecil atau ransel
ga diperiksa.Jadi pengalaman,kalau travelling antar negara itu berasa capeknya
di imigrasi,naik turun tangga walau ada eskalator juga naik turun bisnya gotong
koper yang berat.Kalau mau antar negara bawa ransel atau koper kecil saja,itu
saran dari saya …
Di Imigrasi tak terlalu lama antrinya,cenderung
lengang karena bukan weekend.Kabarnya kalau weekend dan hari libur antrinya
panjang.Dari Imigrasi setelah dapat stempel masuk Singapore,kami menuju bis CW1
menuju stasiun Kranji,per orang 1 dollar.Berasa ya antar negara kursnya antara
1 ringgit dengan 1 dollar hehee…Sebenarnya kalau mau ambil STP
( Singapore
Tourism Pass ) untuk 3 hari katanya harus di stasiun MRT Woodlands.Tapi di
stasiun Kranji biasanya juga ada,tapi pas kami disana katanya STPnya lagi
habis.Jadilah teman-teman saya beli EZ link,12 dollar :5 dollar untuk kartu dan
7 dollar untuk pemakaian.Kalau saya ada
EZ link yang masih berlaku milik suami yang beberapa tahun lalu ke Singapore,masih
sisa 7 dollar dan saya top up 10 dollar.Pas pulang,di bandara Changi masih
tersisa 6 dollar.Jadi pemakaian 3 hari MRT di Singapore sekitar 11 dollar.
No comments:
Post a Comment