Thursday 1 January 2015

Dari Persia Membawa Sufisme





Pertama saya kenal pemikiran Imam Al-Ghazali adalah lewat bukunya Pembuka Pintu Hati ( Terjemahan MQ Publishing ).Lewat bukunya ini kita dapat melihat dan mendalami pilar-pilar pembuka pintu hati.Dialah salah satu icon penting khazanah pemikiran Islam.Lahir di derah Thusi,wilayah Khurasan,Persia tahun 450 H.

Menurut FIQH PRIORITAS,diantara ulama yang memberikan perhatian  besar kepada  fiqh prioritas  dan  mengkritik  cara  hidup masyarakat Muslim yang berlebih-lebihan ialah Imam al-Ghazali. Hal ini tampak  dengan jelas  dalam ensiklopedianya,  al-Ihya' 'Ulum al-Din.Pembaca buku ini akan menemukan pembahasan  tersebut  pada  seperempat buku,dan juga buku al-Arba'in-nya. Lebih jelas lagi dalam bukunya, Dzamm al-Ghurur, yang merupakan bagian kesepuluh dari al Muhlikat.Di dalam kajian itu disebutkan berbagai kelompok manusia yang tertipu tetapi mereka tidak menyadarinya.

Seperti dinukil,dua contoh kritikannya yang mendalam dan arif, untuk melihat sejauh mana pemahamannya terhadap agama Allah, dan pemahamannya terhadap dunia manusia,serta kemauan kerasnya untuk memperbaiki keadaan manusia dari segi lahiriah dan batiniah  mereka, disamping  perhatiannya
pada fiqh prioritas.Dan saya sampai saat ini terus membaca,mendalami pemikirannya serta mengambil pelajaran tentang Islam yang melalui Al-Ghazali jadi terasa jelas dan mudah dipahami.

Disuatu sisi lain pengusung Sufisme dengan nuansa berbeda adalah MAULANA JALALUDDIN RUMI,pendiri Tarekat Para Darwis Berputar-sampai sekarang, tarekat Maulawi yang bersumber kepada Jalaluddin Rumi, membaca zikir sambil menari.Ia dilahirkan di Bactria, dari sebuah keluarga bangsawan pada awal abad ketiga belas ( tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah ). Ia tinggal dan mengajar di Iconum (Rum) di Asia Kecil, sebelum munculnya Kerajaan Utsmani.Karya-karyanya ditulis dalam bahasa Persia, dan dipandang tinggi oleh orang Persia karena kandungan puitis, kesusastraan dan mistiknya. Sehingga karya-karya ini disebut sebagai "al-Qur'an dalam bahasa Pehlevi (bahasa Persia)" -- meskipun karya-karya ini bertentangan dengan kepercayaan bangsa Persia, sekte Syi'ah, yang dikritik atas eksklusivismenya.

Dinukil dari wikipedia,kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio.

Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.

Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.

Walaupun Rumi awalnya saya kenal melalui media massa lewat zikir berputarnya,sentuhan Rumi memberi nuansa lain dalam jiwa saya.

Mereka hadir pada masanya,diantara para sufi...

-Dia-lah Jalan Itu-
by Jalaluddin Rumi

Jika engkau tidak mempunyai ‘ilm dan hanya prasangka,
milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Itulah jalannya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!

Jika engkau tidak mampu berdoa dengan khusyu’,
maka persembahkanlah doamu yang kering, munafik, dan tanpa keyakinan!

Karena Tuhan dalam rahmat-Nya
tetap menerima mata uang palsumu.

Jika engkau mempunyai seratus keraguan kepada Tuhan,
maka kurangilah jadi sembilan puluh sembilan saja. Itulah jalannya!

Wahai pejalan,

Walau kau telah seratus kali ingkar janji, datanglah, dan datanglah lagi!
Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau mengangkasa, ataupun terpuruk dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku, karena Aku-lah Jalan itu.”



Depok,09 Nov'07

No comments:

Post a Comment