Thursday 15 January 2015

Fenomena



Wong Ndeso,katro,kembali ke laptop atau kata puas-puas,tak sobek-sobek adalah kata-kata yang dijadikan guyonan.Kata-kata itu datang dari bibir seksinya Tukul yang masih saja  talkshow Bukan Empat Mata-nya bertahan lebih dari 6 tahun dan masih eksis hingga detik ini.Dilihat tayangan itu hanya sekedar hiburan,bertanya sana sini pada bintang-bintang tamunya dan lebih ke sisi lucu-lucuan Tukul dengan bahasa Inggrisnya yang ngawur dan gayanya yang terkadang nyeleneh.
Tapi kenapa Bukan Empat Mata dan Tukul bisa banyak diminati dan jadi tontonan yang ditunggu setiap malam ? Itulah fenomena,padahal selama ini juga ada talkshow yang dipandu oleh Farhan ataupun Indy Barends,tapi tak seheboh fenomenalnya Tukul.Wong Ndeso yang dulu luntang lantung bertahan hidup di ibukota dengan bekerja serabutan,sekarang menjelma menjadi milyader dengan honor tertinggi.

Fenomena lain datang dari sebuah band asal Lampung bernama Kangen Band.Wong Ndeso inipun coba bertahan hidup nyambi ngeband dengan jadi kuli bangunan,berjualan sandal keliling sampai berjualan es cendol.Namanya justru terangkat pada saat demo rekaman lagu-lagu mereka dijadikan CD bajakan.Mereka dilirik karena berpotensi sebagai 'rising star'.Kangen Band sekarang sudah menyabet platinum untuk album legalnya bahkan video klipnya digarap oleh Rizal Mantovani ( Walau sekarang band ini sudah bubar dan para personilnya sudah tak jelas lagi kiprahnya )

Dari fenomena tesebut diatas,kita bisa berkaca bahwa selain takdir dan nasib,usaha,kerja keras dan doa adalah kunci utama.Saya melihat beberapa waktu yang lalu di email tentang motivasi 'menembus keterbatasan' bahwasanya kita bisa lebih baik lagi tapi terkadang terkendala pada orang-orang yang meremehkan dan kurang memberi respon yang baik.Ibarat dikisahkan Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya,kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia
mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api.Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!" Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus
merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api.
Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang
sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api.Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna,tingkat pendidikan yang rendah,kemiskinan,usia dan lain sebagainya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan kita yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Banyak motivator di sekeliling kita,Tukul menggebrak ruang presenter Indonesia bahwa seorang presenter handal tak harus gape bahasa Inggris dan tekhnik mewawancara.Contoh yang bagus bagi kita untuk terus mengembangkan dan memacu kemampuan dan motivasi diri kita.Semoga...

Depok,06 April'07—revisi 2 Jan’15

No comments:

Post a Comment