Saturday 3 January 2015

Minum Susu Unta dan Naik Sedan Mewah



Kenangan Tak Terlupakan Beberapa Tahun Lalu--Menginjakkan kaki pertama kali di bandara Jeddah-Arab Saudi ( setelah menempuh perjalanan hampir 10 jam diatas pesawat dan saya harus memutar mundur jarum jam tangan saya 4 jam lebih awal dari WIB ) seakan saya kembali ke tahun 70-an.Mengingatkan saya akan bandara Kemayoran yang tidak terlalu luas.Selain petugas imigrasi yang seakan malas-malasan memeriksa dokumen saya,ruangan bandara seakan juga malas bebenah.Meja-meja dan kursinyapun bergaya retro sekali.Hanya komputer layar datar di meja petugas yang menandakan saya berada di abad millenium. ( Entah sekarang bandaranya sudah renovasi ).
@ Ballad Jeddah

@ Peternakan Unta 


@Dekat penginapan - Madinah



ngasih makan merpati dekat Masjidil Haram Mekkah
Setelah nafas saya agak sesak karena penuhnya orang-orang di bandara yang kecil,nafas saya kembali sesak dibuat kaget.Penyambutan pertama ke penginapan adalah dengan naik mobil sejenis Alphard yang kalau di Indonesia hanya bisa dimiliki kaum borju.Terasa aneh saja, karena ternyata taxi di sana adalah mobil-mobil mewah seperti Camry atau sekelas Alphard.Tapi wajar untuk negara seperti Arab Saudi yang kaya minyak.Karena di Arab Saudi ternyata tidak ada bea masuk untuk barang mewah seperti mobil.Untuk sedan sekelas Camry hanya seharga 130 juta.Makanya saya juga heran,kenapa di Mekkah ataupun Madinah saya tidak menemukan orang-orang naik sepeda motor.Bukan karena ribet ataupun takut panas,tapi karena harga mobil sangat murah di sana.Hanya dengan beberapa bulan bekerja, mereka sudah mampu membeli mobil.

Arab Saudi khususnya daerah Jeddah,Makkah dan Medinah adalah daerah yang penuh gurun pasir dan perbukitan. Menyusuri kota-kota tersebut,saya lebih banyak menemukan gurun daripada rumah penduduk.Tapi pemerintah Arab Saudi memang sangat menjaga taman-taman dan pepohonan yang ditanam.Setiap melewati daerah gurun, selalu ada pipa-pipa bawah tanah untuk menyiram tanaman. Bagaimana tidak dirawat,iklim Arab Saudi yang panas memang menyulitkan tanaman untuk tumbuh subur. Jadi untuk pengendara mobil yang menabrak pohon atau taman kota akan dikenai sanksi.

Berkeliling kota Jeddah,memang membuat saya berada dalam masa retro. Mengunjungi tempat shopping di Ballad seakan kembali ke jaman tempo doeloe. Tapi jangan kaget, karena harga parfum dan kosmetik bermerek di sana jauh murah daripada di sini. Saking murahnya,saya jadi ragu apa parfumnya asli atau tidak. Tapi yang pasti memang murah karena tidak kena bea import.Yang penting harus pandai-pandailah menawar.seperti di Mekkah dan Medinah, para pedagang parfum di sanapun sedikit banyak bisa berbahasa Indonesia.
   
Selain puas shopping di Ballad,saya menikmati patung-patung yang dibangun di tiap sudut kota ini. Terasa ganjil, karena patung yang dibangun tidak berbentuk manusia, tapi lebih berupa perahu ataupun abstrak.sayapun sempat melewati tempat hukuman pancung ( terasa mengerikan melihatnya ) dan mampir ke makam Siti Hawa. Kabarnya memang Siti Hawa dimakamkan di sana. Tapi itupun masih banyak yang meragukan.Saya tidak dibolehkan masuk, karena hanya pria yang boleh mengunjungi makam.

Adapun pemandangan terindah adalah saat-saat menjelang matahari tenggelam di tepi Laut Merah. Sepertinya Laut Merah menjadi tempat rekreasi yang unik. Di sana terlihat orang-orang bermain billyard di tepi laut dan naik keledai sewaan. Tidak ada pasir pantai seperti Ancol atau Anyer. Hanya ada air mancur yang tinggi dan laut yang dipagar beton. Disisi Laut Merah lainnya ada Mesjid Terapung. Mata seperti terpuaskan menikmati jelang malam ditemani kerlip lampu-lampu disepanjang sisi Laut Merah.
   
Kalau ingin tahu sejarah Ka'bah lebih lengkap, bisa mengunjungi Museum Sejarah Ka'bah. Tempatnya agak jauh dari Masjidil Haram di Mekkah. Tapi sayang kedatangan saya ke sana tidak memuaskan. Kesannya terburu-buru. Pihak museum hanya memberi sedikit waktu untuk melihat-lihat. Di sana ada foto-foto Ka'bah dari masa ke masa. Juga kain kishwa yang pernah dipakai sebagai penutup Ka'bah. Berbagai bentuk pintu Ka'bah, bentuk sumur air zam-zam serta duplikat Maqam Ibrahim ada di sana.
   
Berbicara soal air zam-zam,sungguh besar kuasaNya. Bayangkan air zam-zam diminum di Mekkah sampai Medinah oleh berjuta-juta orang yang datang ke sana.Air zam-zam selalu ada dan tak pernah habis.Apalagi berbicara soal burung-burung merpati yang berada disekitar Masjidil Haram. Burung-burung itu memang terbang sampai ke dalam mesjid.Tapi tak satupun hinggap di Ka'bah.Allahu Akbar.

Sudah pernah mencoba minum susu unta? Di Mekkah inilah baru saya merasakan susu yang rasanya agak asin itu.Uniknya saya minum susu yang tidak direbus terlebih dahulu dan langsung diperah di peternakan unta. Benar-benar fresh from the oven.Coba bayangkan, minum susu unta diantara unta-unta, di gurun pasir yang kencang anginnya dan diantara bau-bau tak sedap kotoran unta. Memang pengalaman yang tak terlupakan.Kabarnya susu unta baik untuk mengobati sakit gangguan pencernaan seperti maag dan kembung.
   
Tak terasa, saya telah berada di pesawat untuk kembali ke Tanah Air. Perjalanan menjadi lebih lama, karena perbedaan waktu 4 jam antara Arab Saudi-Indonesia.Air mata waktu tawaf terakhirpun telah kering.Enggan rasanya meninggalkan Mekkah dan Medinah.Semoga ibadah,doa-doa serta taubat saya selama di sana diterimaNya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment